Jumat, 01 Mei 2020

Cordoba : Syurganya pecinta buku

Ketika para Raja cinta dengan ilmu pengetahuan bahkan juga seorang ilmuwan, ketika itulah negara Islam menjadi negara termaju di Dunia.

Ketika para raja adalah pecinta buku maka para pejabatnyapun berlomba dalam mengoleksi buku.

Ketika Raja adalah seorang ilmuwan maka para ilmuwan dihargai dan dijadikan pejabat.

Ketika Khalifah Bani Umayyah di Andalus yang bernama AlHakam AlMustanshir (302 - 366 H) menyukai kitab maka para pejabatpun juga menyukai kitab. Imam Adzdzahabi dalam Siyar A'lam Annubala menggambarkan Alhakam sebagai orang yang suka baca buku dan mengumpulkan serta mengoleksi buku dan kitab yang tidak pernah dilakukan raja sebelumnya dan sesudahnya, mengeluarkan harta yang banyak demi mencari dan mendatangkan kitab dari pelosok dan negara atau kerajaan yang jauh walaupun dengan harga yang sangat mahal.

Perpustakaannya penuh dengan kitab-kitab dan dia lebih menyukai kelezatan bersama kitab daripada kelezatan yang biasanya disukai para raja. Oleh karena itulah ilmunya luar biasa dalam dan tajam pandang pikirannya. Dia punya kemampuan dalam ilmu nasab dan sejarah. Tak ada satupun kitab dari berbagai disiplin ilmu yang ada kecuali pernah dia baca atau teliti, bahkan dia tuliskan di kitab itu nasab pengarang dan tempat lahir serta tempat wafatnya.

Kalau biasanya sebuah kota atau negara membanggakan keindahan kotanya atau keramaiannya sebagai pusat bisnis dan perdagangan paling sibuk di dunia atau monumen yang megah. Hal ini sangat berbeda dengan kota Cordoba waktu itu.

Cordoba yang menjadi pusat kerajaan Islam saat itu berbangga dengan ikonnya sebagai syurganya buku bagi para pecinta buku. Dan bangga dengan kecintaan masyarakat dan pejabatnya dengan buku.

Almaqqary dalam kitabnya Nafhut Thib Fie Ghushnil Andalus Arrathib mengisahkan bahwa suatu ketika Pernah terjadi perdebatan antara al Faqih Abil Walid ibnu Rusyd dan Raies Abu Bakar bin Zahr (tentang kehebatan kotanya masing-masing) di hadapan raja Maghrib Al Manshur Ya'qub. Ibnu Rusyd berkata kepada Ibnu Zahr tentang keistimewaan Kota Cordoba : "aku tidak mengerti apa yg anda ucapkan, akan tetapi yg aku tahu adalah kalau ada orang alim meninggal di Sevilla dan kitab-kitabnya ingin dijual maka pasti akan dibawa ke Cordoba untuk dijual disana, tetapi jika ada penyanyi meninggal di Cordoba dan alat-alat musiknya ingin dijual keluarganya pasti akan dibawa ke Sevilla, dan Cordoba adalah tempat di bumi yg paling banyak mengoleksi buku"

Kegemaran dan kecintaan masyarakat Cordoba kepada buku dan kitab ini terus berlangsung 250 tahun setelah wafatnya khalifah Alhakam Almustanshir. Seperti yang kisah berikut yang diceritakan oleh Alhadhramy yang wafat di pada tahun 609 Hijriah. Padahal saat itu dinasti Bani Umayyah di Andalus sudah melemah bahkan terpecah.

Muhammad Al Hadhramy berkata: suatu waktu aku pernah menetap di kota Cordoba dan rutin ke pasar buku/kitab (disitu kitab-kitab antik juga dilelang) untuk menunggu-nunggu ada yang menjual kitab yang sangat aku cari dan inginkan. Sampai suatu ketika yang melelang kitab tersebut dengan tulisan yg indah dan jilid yg mengagumkan, akupun sangat gembira dengan hal ini dan menawarnya dengan harga lebih mahal dari harga yang ditawarkan, tetapi penjualnya terus menaikkan harganya melewati batas kemampuanku. Akupun bertanya kepada penjual kitab itu: tolong tunjukkan kepadaku orang yg menawar lebih tinggi dari harga yg aku tawar sehingga melewati harga yg wajar ini.

Lalu si pelelang menunjukkan seseorang berpakaian pejabat negara. Akupun mendekati orang tersebut dan berkata: "Semoga Allah memuliakan tuanku yg ahli fikih ini. Kalau memang anda memang menginginkan kitab ini aku akan membiarkannya untuk anda; karena harganya sudah melewati ambang batas harga yg wajar di antara kita".

Lalu orang tersebut berkata: "Sebenarnya aku bukanlah ahli fikih dan tidak mengerti sama sekali apa isi kitab ini, tetapi (aku ingin membelinya) karena aku telah membangun sebuah perpustakaan yang bisa aku banggakan di antara pejabat-pejabat negara ini, dan perpustakaanku ini masih ada ruang kosong untuk diisi kitab, jadi ketika aku lihat kitab ini tulisannya indah dan covernya sangat baik akupun tertarik membelinya, dan aku tidak peduli berapapun uang yg harus aku keluarkan untuk memenangkan lelang kitab ini, karena Alhamdulillah aku punya uang yang banyak untuk membelinya".

Alhadramy berkata: mendengar hal ini akupun merasa tidak bisa mengalahkan orang ini untuk mendapatkan kitab tersebut.

Demikianlah ketika budaya literasi merasuk ke dalam jiwa pemimpin sebuah negara dan ditularkan ke seluruh pejabat dan penduduknya maka kemakmuranpun bisa dirasakan di mana-mana. Dan peradaban menjadi maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar