Jumat, 01 Mei 2020

Tentang Manaqib

"Sedikit Tentang Manaqib"

Mari kita buka tulisan ini dengan sebuah riwayat dalam kitab Shahih Bukhari dalam "Bab Manaqib al Anshar" yang diriwayatkan oleh Ghailan bin Jarir:

كنا ندخل على أنس فيحدثنا بمناقب (مناقب) الأنصار ومشاهدهم ويقبل علي أو على رجل من الأزد فيقول فعل قومك يوم كذا وكذا كذا وكذا

Dulu kami datang kepada Anas lalu beliau menceritakan kepada kami manaqib orang-orang Anshar dan peperangan yang mereka hadiri dan menghadap kepadaku atau salah seorang laki-laki dari Azd dan berkata: "kaummu telah melakukan begini dan begini pada hari ini dan ini".

Imam Bukhari dalam kitab shahihnya sangat banyak memberi judul bab yang beliau tulis dengan judul manaqib, di antaranya adalah Bab Manaqib Quraisy, Bab Manaqib al Muhajirin, Bab Manaqib al Anshar, Bab Manaqib Umar bin Khaththab, Bab Manaqib Utsman bin Affan dan bab-bab yang lainnya.

Manaqib secara bahasa adalah jamak dari kata manqabah yang berarti perbuatan yang baik, sifat atau akhlak yang mulia. Namun kalau kita melihat para ulama yang banyak mengarang biografi para ulama, mereka lebih memilih judul "manaqib" daripada kata "tarjamah" yang berarti biografi. dan biasanya kalau yang mereka karang adalah sejarah hidup ahli sastera atau penyair maupun raja mereka akan memberi judul dengan "akhbar".

Di antara ulama yang paling pertama mengarang kitab dengan judul "manaqib" adalah Abul Hasan Muhammad bin Husain al Abury as-Sijistany (wafat 363 H) dengan judul "Manaqib al Imam asy-Syafi'I", bahkan sebelumnya Ibnu Abi Hatim ar-Razy (wafat 327 H) telah mengarang sebuah kitab dengan judul "Adab asy-Syafi'I wa Manaqibuh".

Kemudian setelah mereka ada beberapa ulama yang mengarang kitab dengan judul yang sama "Manaqib Asy-Syafi'I", dan mereka di antaranya adalah Imam Baihaqy (wafat 458 H), Fakhruddin ar-Razy, Ibn an-Najjar, Imam Nawawy dan lainnya. dan masih banyak lagi ulama lainnya yang tidak disebutkan di sini.

Itu baru para ulama yang mengarang tentang manaqib Imam Syafi'I, belum lagi mereka yang mengarang tentang manaqib para Imam dan Ulama lainnya yang sangat banyak jumlahnya.

Mungkin di antara ulama yang paling banyak mengarang kitab dengan judul "manaqib" adalah Ibnul Jauzy (wafat 597 H) sebagaimana disebutkan Adz-Dzahaby dalam Siyar A'lam an-Nubala. Di antara karangan beliau yang berjudul manaqib adalah "Manaqib Abi Bakar", "Manaqib Umar", "Manaqib Ali", "Manaqib Ibrahim bin Adham", "Manaqib al Fudhail", "Manaqib Bisyr al Hafy", "Manaqib Rabi'ah", "Manaqib Umar bin Abdil Aziz", "Manaqib Said bin Musayyib", "Manaqib Hasan (Bashry)", "Manaqib (Sufyan) Ats-Tsaury", "Manaqib Imam Ahmad", "Manaqib Imam Syafi'I.

Kemudian hal ini diikuti oleh para ulama zaman sekarang, sehingga kita banyak menemukan kitab biografi para ulama dengan judul manaqib semisal manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani, Manaqib Syekh Samman, Manaqib Para Datu, Manaqib Datu Kalampayan, Manaqib Datu Sanggul dan para datu lainnya.

Di antara tujuan paling penting pembacaan manaqib sejarah para ulama ini adalah agar kita bisa mengikuti jejak langkah mereka khususnya dalam ibadah dan akhlak yang mulia.

Kalau menengok sejarah kehidupan para tabi'in maka akan kita jumpai mereka suka sekali membaca dan menceritakan sirah dan perjalanan hidup Rasulullah bahkan karena saking pentingnya mereka mengajarkannya seperti mengajarkan al Qur'an.

Ali Bin Husain berkata: "kami di ajari tentang peperangan Rasulullah dan peperangan sahabatnya sebagaimana kami diajari membaca surah al Qur'an.

Az-Zuhry berkata: "di dalam ilmu maghazi (peperangan Rasulullah) terdapat ilmu akhirat dan dunia"

Ismail bin Muhammad bin Sa'ad berkata: "ayahku mengajari kami peperangan Rasulullah dan sariyyahnya dan berkata: "wahai anakku, ini adalah peninggalan nenek moyang kalian maka janganlah sia-siakan untuk mengingatnya"

Adapun Tentang pentingnya cerita atau manaqib para Rasul dalam surah Hud dan surah Yusuf Allah berfirman:

{وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ} [هود: 120]

{لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [يوسف: 111]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar